TUGAS MAKALAH
Proses Penelitian, Masalah, Variabel, dan
Paradigma Penelitian

Nama : FATHONI
NPM : 22417233
Kelas : 3IC05
METODOLOGI
PENELITIAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
11.1 Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan, baik yang
bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan secara sistematik.
Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan
bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.
Disamping masalah-masalah awam, ada
masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut
dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk
membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang
menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini
menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah
tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur
prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih penting dari solusi atau
jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih dapat
menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan
digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk
memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak
fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait yang
mengganjal yang perlu dipecahkan dalam suatu penelitian. Namun tidak semua
masalah itu harus dipecahkan secara ilmiah. Olehnya itu makalah ini akan
membahas masalah-masalah dalam dunia pendidikan yang dapat diselesaikan dengan
suatu penelitian.
11.2 Rumusan
Masalah
Adapun masalah dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
proses suatu penelitian?
2.
Apa
yang dimaksud dengan permasalahan, masalah, dan perumusan masalah dalam
penelitian?
3.
Bagaimana
perumusan tujuan penelitian?
4.
Apa
yang dimaksud dengan variabel penelitian?
5.
Apa
yang dimaksud dengan paradigma penelitian?
11.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui bagaimana proses suatu penelitian
2.
Untuk
mengetahui penegertian dari permasalahan, masalah dan perumusan masalah
3.
Untuk mengetahui bagaimana perumusan
tujuan penelitian
4.
Untuk mengetahui pengertian dari
variabel penelitian
5.
Untuk
mengetahui pengertian dari paradigma penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Penelitian dan Proses Penelitian
a.
Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah
suatu kegiatan atau proses sistematik untuk memecahkan masalah yang dilakukan
dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk
menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena. Tujuan ini di dasarkan
pada asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah benturan dan bahwa semua
akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui.
Penelitian didefenisikan oleh banyak
penulis sebagai suatu proses yang sistematik. McMillan dan Schumacher (1989)
dalam Wiersma (1991:7) mendefenisikan penelitian sebagai “suatu proses
sistematik pengumpulan dan penganalisisan informasi (data) untuk berbagai
tujuan.” Sementara Kerlinger (1990 : 17) mendefenisikan penelitian ilmiah
sebagai “penyelidikan sestematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang
fenomena sosial yang dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang
berhubungan dengan fenomena tersebut.”
b.
Tahap-
Tahap Proses Penelitian
1.
Mengidentifikasi
Masalah
Yang
dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama
dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap
ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena semua jalannya
penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang
jelas, maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.
2.
Membuat
Hipotesa
Hipotesa
merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti. Perumusan hipotesa
biasanya dibagai menjadi tiga tahapan: pertama, tentukan hipotesa penelitian
yang didasari oleh asumsi penulis terhadap hubungan variable yang sedang
diteliti. Kedua, tentukan hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0
(H0) dan Hipotesa 1 (H1). H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak netral.
Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesa, seperti
misalnya penelitian deskriptif.
3.
Studi
Literature
Pada
tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu
mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang
pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan
teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi
peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan
kerangka berpikir ilmiah.
4.
Mengidentifikasi
dan Menamai Variabel
Melakukan
identifikasi dan menamai variable merupakan salah satu tahapan yang penting
karena hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti
dapat memahami hubungan dan makna variable-variabel yang sedang diteliti.
5.
Membuat
Definisi Operasional
Definisi
operasional adalah definisi yang menjadikan variable-variabel yang sedang
diteliti menjadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran
variable-variabel tersebut. Definisi operasional memungkinan sebuah konsep yang
bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti
dalam melakukan pengukuran.
6.
Memanipulasi
dan Mengontrol Variabel
Yang
dimaksud dengan memanipulasi variable ialah memberikan suatu perlakuan pada variable
bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat efeknya bagi variable tergantung
atau variable yang dipengaruhinya. Sedang yang dimaksud dengan mengontrol
variable ialah melakukan kontrol terhadap variable tertentu dalam penelitian
agar variable tersebut tidak mengganggu hubungan antara variable bebas dan
variable tergantung.
7.
Menyusun
Desain Penelitian
Apa
yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain penelitian khususnya
dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam
penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau
tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan
alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen
pengambilan data, penentuan sample, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain
yang baik maka penelitian yang dilakukan akan tidak mempunyai validitas yang
tinggi.
8.
Mengidentifikasi
dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran
Yang
dimaksud pada bagian ini ialah tahap dimana seorang peneliti harus melakukan
identifikasi alat apa yang sesuai untuk mengambil data dalam hubungannya dengan
tujuan penelitannya. Pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
biasanya peneliti menggunakan kuesioner, khususnya dalam penelitian-penelitian
jenis Ex Post Facto.
9.
Membuat
Kuesioner dan Jadwal Interview
Dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah
satu alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus
dapat membuat kuesioner dengan baik. Cara membuat kuesioner dapat dibagi dua,
yaitu dari sisi format pertanyaan dan model jawaban. Disamping kuesioner, alat
pengambilan data juga dapat dilakukan dengan interview. Cara-cara melakukan
interview diatur secara sistematis agar dapat memperoleh informasi dan/atau
data yang berkualitas dan sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.
10. Melakukan Analisa Statistik
Salah
satu cirri yang menonjol dalam penelitian yang menggunanakan pendekatan
kuantitatif ialah adanya analisa statistik. Analisa statistik digunakan untuk
membantu peneliti mengetahui makna hubungan antar variable. Sampai saat ini,
analisa statistik merupakan satu-satunya alat yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah untuk menghitung besarnya hubungan antar variable, untuk
memprediksi pengaruh variable bebas terhadap variable tergantung, untuk melihat
besarnya pesentase atau rata-rata besarnya suatu variable yang kita ukur.
11. Menggunakan Komputer untuk Analisa
Data
Dengan
berkembangnya teknologi komputer yang semakin canggih dan dituntutnya melakukan
penelitian secara lebih cepat serta kemungkinan besarnya jumlah data, maka
seorang peneliti memerlukan bantuan komputer untuk melakukan analisa data.
Banyak perangkat lunak yang telah dikembangkan untuk membantu peneliti dalam
melakukan analisa data, baik yang bersifat pengelohan data maupun analisanya.
Salah satu program yang popular ialah program SPSS.
12. Menulis Laporan Hasil Penelitian
Tahap
terakhir dalam penelitian ialah membuat laporan mengenai hasil penelitian
secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat
mengkomunkasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca atau penyandang dana.
2.2. Permasalahan,
Masalah, dan Perumusan Masalah Penelitian
a. Permasalahan dan Masalah
Masalah penelitian dipilih
berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain dilihat dari sisi waktu, biaya,
kemampuan si peneliti maupun kontribusi yang akan diberikan oleh penelitian
tersebut bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Masalah atau disebut juga problem
adalah suatu penelitian. Proses mencari jawaban dari permasalahan hanya bisa
dilakukan melalui proses penelitian. Dengan demikian suatu permasalahan muncul
sebelum kegiatan proses penelitian itu dilakukan. Sedangkan masalah atau permasalahan
dalam penelitian tak terlepas erat kaitanya denga kehidupan sehari-hari dan
merupakan suatu yang lumrah terjadi.
Masalah atau permasalahan ada jika
terdapat kesenjangan antara das Sollen dan das Sein. Kesenjangan tersebut
meliputi dalam materi, pengetahuan, pendidikan, tekhnologi pembelajaran, atau
penerapan suatu model-model pembelajaran di lapangan (Gay,1987). Permasalahan
dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah
ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena suatu hal target tidak dapat dicapai.
Sesuatu hal yang menyebabkan tidak terjadinya target disebut masalah.
Masalah dapat diartikan sebagai
penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara
teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara
rencana dengan pelaksanaan. Stoner (1982) mengemukakan bahawa
masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan
antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
Menurut Agung Wijaya, Masalah
merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang antara harapan/keinginan dengan
kenyataan yang ada. Pendapat lain dari Istijanto, masalah merupakan bagian yang
paling penting dalam proses riset, sebab masalah memberi pedoman jenis
informasi yang nantinya akan dicari.
b.
Perumusan
Masalah Penelitian
Perumusan masalah merupakan hal
utama yang ditentukan pada saat pertama kali akan dilakukan riset.
Suriasumantri (2003:312) menyebutkan bahwa rumusan masalah merupakan upaya
untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan apa saja yang ingin kita
cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan
spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Rumusan masalah diperoleh dari
identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih
sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang
sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti.
Dalam rumusan masalah yang dibuat,
sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah
menggunakan desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan
deskriptif), dan seterusnya.
Bentuk-bentuk Rumusan Masalah
Penelitian :
1. Rumusan masalah Deskriptif : rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri,
baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri)
2. Rumusan Masalah Komparatif: rumusan masalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3. Rumusan Masalah Asosiatif : suatu
rumusan masalah penelitian yang bersifat menannyakan hubungan antara dua
variable atau lebih.
a) Hubungan
Simetris : suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama.
b) Hubungan
Kausal : hubungan yang bersifat sebab akibat. Variable independent (variable
yang mempengaruhi) dan variable dependent (variable yang di pengaruhi).
c) Hubungan
interaktif/reciprocal/timbal balik : hubungan yang saling mempengaruhi.
c.
Langkah
– langkah Perumusan Masalah
Langkah
1 : Tentukan fokus
penelitian
Langkah
2 : Cari berbagai
kemungkinan factor yang ada kaitan dengan focus
Tersebut yang dalam hal ini dinamakan
subfokus
Langkah
3 : Dari antara factor –
factor yang terkait adakan pengkajian mana yang
Sangat menarik untuk ditelaah, kemudian
tetapkan mana yang dipilih
Langkah
4 : kaitkan secara logis
factor – factor subfokus yang dipilih dengan
focus penelitian.
d.
Rumusan Masalah
yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang
baik, antara lain:
a.
Bersifat
orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah
tersebut.
b. Dapat
berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c. Dapat
diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas
dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat
etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi,
dan kepercayaan agama.
2.3 Perumusan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan ungkapan
sasaran yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian harus
dinyatakan dengan kongkrit, jelas dan ringkas dan dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Isi dan rumusan tujuan penelitian harus mengacu pada
rumusan masalah penelitian.
Dalam penelitian deskriptif, tujuan
penelitian adalah untuk memperoleh gambaran dan diskripsi secara rinci,
sistematis dan akurat suatu fenomena. Rumusan tujuan penelitian deskriptif
meliputi mengklasifikasi dan menguraikan tentang sifat-sifat atau faktor-faktor
fenomena tersebut. Suatu penelitian ada yang hanya memerlukan satu tujuan, ada
juga mempunyai beberapa tujuan sesuai dengan sub-permasalahan (Zainuddin:1988).
Tujuan penelitian merupakan rumusan
kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah
penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju
dalam sebuah penelitian. Rumusan tujuan mengungkapkan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena, rumusan
tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang ditemukan, rumusan masalah
dan mencerminkan proses penelitian. Tujuan penelitian berfungsi :
1. Untuk
mengetahui deskripsi berbagai fenomena alamiah
2. Untuk
menerangkan hubungan antara berbagai kejadian
3. Untuk
memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
4. Untuk
memperlihatkan efek tertentu
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dibedakan menjadi
dua macam yaitu :
a. Tujuan
Umum, mengandung uraian garis besar sasaran akhir secara keseluruan yang akan
dicapai
b. Tujuan
khusus, mengandung uraian secara rinci untuk mencapai tujuan umum.
2.4 Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah suatu
atribut, nilai/ sifat dari objek, individu / kegiatan yang mempunyai banyak
variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Beberapa definisi Variabel menurut
para ahli :
1. Menurut
Hatch dan Farhady(1981), variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain.
2. Menurut
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah kontruk(constructs) atau
sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja,
dll.
3. Menurut
kidder (1981),variabel penelitian adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
4. Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009)
a. Macam – macam Variabel
Menurut hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel penelitian yaitu:
1. Variabel independen
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini biasa disebut juga
variabel eksogen.
2. Variabel dependen
Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat disebut juga varabel indogen.
3. Variabel moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan
dependen.
4. Variabel intervening
Menurut Tuckman(1988), “An intervening variabel is that
factor that theoritically affect the observed phenomenon but cannot be seen,
measure, or manipulated.” Variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan atara variabel independen dengan dependen,
tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini adalah variabel penyela/antara
yang terletak dianatara variabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.
5. Variabel kontrol
Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering
digunakan, bila akan melakukan penilitian yang bersifat membandingkan, melalui
penelitian eksperimen.
2.5 Paradigma Penelitian
Paradigma adalah cara pandang atau
melihat sesuatu yang hidup dalam diri seseorang dan mempengaruhi orang tersebut
dalam memandang realitas sekitarnya. Paradigma penelitian merupakan kerangka
berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta
kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang
dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Paradigma
penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta
kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba
& Lincoln, 1988: 89-115).
Istilah paradigma pertama kali
diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962), dan kemudian dipopulerkan oleh Robert
Friedrichs (1970). Menurut Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas
sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode
of inquiry tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of
knowing yang spesifik.
Definisi tersebut dipertegas oleh Friedrichs (1980), sebagai suatu
pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok
persoalan yang semestinya dipelajari. Pengertian lain dikemukakan oleh George
Ritzer, dengan menyatakan paradigma sebagai pandangan yang mendasar dari para
ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh
salah satu cabang/disiplin ilmu pengetahuan.
Norman K. Denzin membagi paradigma kepada tiga elemen yang meliputi;
epistemologi, ontologi, dan metodologi.
1. Epistemologi
mempertanyakan tentang bagimana cara kita mengetahui sesuatu, dan apa hubungan
antara peneliti dengan pengetahuan.
2. Ontologi
berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas.
Dari definisi dan muatan paradigma
ini, Zamroni mengungkapkan tentang posisi paradigma sebagai alat bantu bagi
ilmuwan untuk merumuskan berbagai hal yang berkaitan dengan; (1) apa yang harus
dipelajari; (2) persoalan-persoalan apa yang harus dijawab; (3) bagaimana
metode untuk menjawabnya; dan (4) aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam
menginterpretasikan informasi yang diperoleh.
Secara umum, paradigma penelitian
diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pendekatan kuantitatif dibangun berlandaskan paradigma
positivisme dari August Comte (1798-1857), sedangkan penelitian kualitatif
dibangun berlandaskan paradigma fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1926).
Pendekatan kuantitatif merupakan
satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme.
Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan
teologik dari realitas sosial. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma
tradisional (traditional), eksperimental (experimental), atau
empiris (empiricist). Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa
satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu
pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan
pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk
kemudian diolah oleh nalar (reason).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian
pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematik untuk memecahkan
masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha
ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol fenomena.
2. Tujuan
penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu
yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan
dicapai/dituju dalam sebuah penelitian.
3. Rumusan
masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan
apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan
masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti.
4. Variabel Penelitian adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu /
kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang
telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta
ditarik kesimpulannya.
5. Paradigma
penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang
peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau
teori yang dikonstruksi sebagai suatu pandangan yang mendasar dari suatu
disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya
dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir, 2007. Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. PT. RajaGrafindo
Persada. Jakarta
Sedarmayanti dan
Hidayat .2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju. Hal.
36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar