Sabtu, 21 Maret 2020

DEFINISI MAINTENANCE

Hasil gambar untuk lambang gunadarma 

     Nama               : FATHONI

     NPM                : 22417233

     Kelas               : 3IC05





MATA KULIAH TEKNIK PERAWATAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
 2020


DEFINISI PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

1.1       Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
            Istilah Pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani yaitu terein yang artinya merawat, menjaga, dan memelihara.
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik sektor swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.
Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian produksinya. Karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedangkan bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang menghasilkan uang. Secara umum sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada peralatan produksi/mesin.


Gambar 1.1 Ilustrasi Maintenance

1.1.1    Definisi Maintenance Menurut Para Ahli
1.    Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “ operations Management ” pemeliharaan adalah : “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
2.    Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “ Production Management ” pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
3.    Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

1.2       Tujuan Pemeliharaan (Maintenance)
            Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan. Ada beberapa pendapat dari masing – masing tujuan maintenance yaitu :
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
  1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
  2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
  3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
  4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
  1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
  2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
  3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
  4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
  5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
  6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan ( return on investment ) yang sebaik mungkin dan  total biaya yang terendah.



1.3       Fungsi Pemeliharaan (Maintenance)
            Menurut Agus Ahyari (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis  dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin adalah sebagai berikut :
  1. mesin dan peralatan produksi akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang;
  2. Pelaksanaan proses produksi berjalan dengan lancar;
  3. Dapat menghindarkan diri dari kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan selama proses produksi berjalan;
  4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula
  5. Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan;
  6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.


JENIS-JENIS PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

2.1       Jenis-Jenis Maintenance
1.      Planned Maintenance (Perawatan yang Terencana)
Planned maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian proses produksi.
Planned Maintenance terdiri dari :
·            Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya.
·            Scheduled Maintenance (Perawatan Terjadwal) yaitu perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
·            Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif) yakni strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.

2.      Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana)
Unplanned maintenance ialah sebuah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana.
Unplanned maintenance ini terdiri dari :
·            Emergency Maintenance (Perawatan Darurat) ialah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih parah. Breakdown Maintenance (Perawatan Kerusakan) yaitu pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.
·            Corrective Maintenance (Perawatan Penangkal) merupakan pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MAINTENANCE
Berikut beberapa Kerugian & Kekurangan pada Pemeliharaan (Maintenance) :
·           Keuntungan Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1.      Kerugian waktu operasi/ produksi dapat diperkecil
jadi disini diharuskan mesin harus siap digunakan untuk produksi. dengan sebagian mesin yang lain dilakukan perawatan.
Dalam perusahaan tidak boleh proses produksi itu berhenti karena mesin2nya sedang dilakukan perawatan
2.      Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi
biaya untuk menghidupkan kembalu mesin yang benar2 rusak (unplanned maintenance) lebih mahal ditimbang perbaikan yang kecil  yang teratur(preventive maintenance)
3.      Interupsi terhadap jadwal yang telah ditentukan tidak akan terjadi/diminimalisir
Perawatan pencegahan difokuskan pada unit kritis. Unit kritis adalah unit vital, artinya bila unit ini rusak maka:
1.      Terancamnya leselamatan/ kesehatan
2.      Kualitas produk menurun
3.      Menghentikan proses produksi
4.      Menimbulkan kerugian finansial
·           Kerugian Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1.         Time commitment tidak tepat
Ketidak disiplinan bagian perawatan (DOERS)
2.         Human error dapat terjadi
Kalau mesin sering dilakukan maintenance rawan terjadi human error
3.         Aktifitas tanpa pandang bulu
saatnya perawatan maka harus dilakukan perawatan (tanpaDOERS)
PM yang efektif, bila dapat:
1.      Menurunkan unscheduled downtime (perawatan tak terjadwal)
2.      Menurunkan biaya perawatan
3.      Meningkatkan ketrampilan SDM
4.      Meningkatkan kapasitas produksi
5.      Memperpanjang umur mesin


STUDI KASUS MAINTENANCE

JUDUL STUDI KASUS : AUDIT MAINTENANCE MESIN PEMINDAH BAHAN MATERIAL HANDLING DIPABRIK TEKSTIL

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem Preventive Maintenance pada perusahaan, mesin peralatan dan mencari masalah (kerusakan) yang sering terjadi serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Metode  penelitian  dilakukan  dengan  cara  melakukan  wawancara  langsung  pada bagian  maintenance,  kemudian melakukan observasi langsung mesin/peralatan yang ada pada perusahaan. Dari data observasi ditemukan masalah yang sering timbul pada mesin/peralatan pemindah bahan yaitu belt conveyor dan wheel loader dengan data kerusakan antara lain kerusakan pada sabuk, pulley dan gearbox pada belt conveyor dan kerusakan pada  komponen hidrolic dan work equipment pada wheel loader. akibat dari umur pemakaian, kesalahan penggunaan, serta perawatan yang kurang efektif.
Penanganan  dalam  masalah  ini  dilakukandengan  dua  cara  yaitu rekayasa  enginering  dan  rekayasa  material,  serta melakukan analisa terhadap satu temuan masalah yang kritis, yaitu koyaknya belt akibat dari beban yang berlebihan.

Metodologi Penelitian
1.         Observasi
            Observasi merupakan langkah awal dalam penelitian ini dengan mengamati proses persiapan alat bantu produksi, setup hingga proses produksi tersebut berjalan. Selain itu dilakukan interview terhadap bagian troubleshooter di Engineering DJT Repair untuk menggali informasi-informasi terkait kendala saat produksi, penanganan Dies yang mengalami kerusakan saat proses berjalan dan perawatan yang sudah dilakukan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data work order (WO) dan loss time yang terjadi selama penanganan perbaikan Dies dari leader bagian troubleshooting.

2.         Identifikasi Masalah
            Berdasarkan hasil observasi tersebut kemudian ditentukan rumusan masalah yang terjadi di Engineering DJT Repair. Dari data yang didapatkan, loss time pada tahun 2016 mencapai 987,4 jam. Tingginya loss time akibat kerusakan Dies ini akan diteliti lebih lanjut dengan memunculkan penyebab dan solusi serta biaya terkait masalah teknis pada kasus ini. Beberapa egativ-batasan masalah serta asumsi-asumsi yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah loss time yang terjadi berkaitan dengan Departemen Engineering DJT di PT. IJK dimana penelitian ini dilakukan.

3.         Metode Penelitian
            Menentukan tahapan untuk berpikir secara sistematis menyangkut masalah loss time yang dihadapi. Tahapan-tahapan penelitian dimunculkan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut, merumuskan tindakan perbaikan, menganalisis biaya yang muncul, menerapkan suatu metode perencanaan preventif sebagai solusi masalah diatas dan pada akhirnya dapat menarik suatu simpulan dari masalah loss time yang dijadikan objek pengamatan.

4.         Analisis Data
            Analisis data yang dilakukan adalah mengolah data teknis mengenai frekuensi kerusakan yang sering terjadi, sehingga dapat dikelompokkan menjadi beberapa model. Kemudian diurutkan sesuai tingkat kritis suatu komponen untuk memudahkan pembagian jadwal perawatan preventif. Menurut Lewis (1987), perawatan preventif dilakukan apabila memberikan efek positif terhadap keandalan komponen. Jika tidak memberikan efek atau menimbulkan efek  negative, maka solusi yang dianjurkan adalah penggantian komponen.Selanjutnya loss time, spare part dan biaya perawatan sebelumnya dihitung dan dibandingkan dengan biaya perawatan preventif setelah dilakukan penjadwalan yang benar. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian apakah berdampak signifikan terhadap penurunan biaya operasi suatu proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teknik Bongkar Pasang, Analisa Kerusakan pada Komponen Mesin

TUGAS PERAWATAN  MESIN TEKNIK BONGKAR - PASANG, ANALISA KERUSAKAN PADA KOMPONEN MESIN Nama : Fathoni Kelas : 3IC05 NPM : 22417233 TEKNIK BON...