Senin, 13 Juli 2020

Teknik Bongkar Pasang, Analisa Kerusakan pada Komponen Mesin

TUGAS PERAWATAN  MESIN
TEKNIK BONGKAR - PASANG, ANALISA KERUSAKAN PADA KOMPONEN MESIN
Nama : Fathoni
Kelas : 3IC05
NPM : 22417233

TEKNIK BONGKAR PASANG PADA SHOCKBREAKER KENDARAAN BERMOTOR

Salah satu komponen penting pada sepeda motor adalah shocbreaker yang mempunyai batas umur pemakaian. Jika telah ada sinyal tanda rusaknya baiknya selekasnya dikerjakan perbaikan atau pergantian dengan yang baru.

Ada beberapa pemicu kenapa shocbreaker cepat aus selain faktor umur.  Selain terus-terusan dipakai untuk membawa barang juga kerap melintasi jalanan berlubang dengan keras.

Pihak pabrikan merekomendasikan pada pemilik kendaraan agar menggunakan produk asli supaya ukuran serta mutunya dapat terjamin. Selain itu bila menggunakan produk referensi pabrikan umumnya akan mendapatkan garansi.

Bila ingin mengganti shockbreaker sebenarnya bisa melakukannya sendiri tanpa harus kebengkel. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan bila dalam penggantiannya agar tidak ada kesalahan.

Teknik Bongkar Pasang Shockbreaker :

1. Langkah pertama Persiapkan Alat - Alat untuk membongkar shockbreaker seperti kunci ring/pas, kunci T, kunci pass, kunci untuk membongkar rantai


Gambar 1 Proses Melepas Baut Pada As motor.


2. Langkah kedua mencopot cover pelindung dari rantai motor kamu, karena cover rantai posisinya menghalangi pada saat nanti mencopot shock.


Gambar 2 Melepas kedua baut yang terpasang pada bagian cover


3. Membuka kedua baut yang terpasang dibagian atas dan bawah shockbreaker motor.

Gambar 3 Pelepasan shockbreaker

4. Lalu setelah selesai, kamu tinggal menarik langsung shockbreaker tersebut. Dan tinggal pasang deh, shockbreaker yang baru. Selesai deh, kamu tinggal memasang kembali semua baut yang sudah dilepaskan sebelumnya.
Gambar 4 Pasang Kembali Kedua Baut yang sebelumnya suddah dilepas

Diagnosis Kerusakan pada Mesin dan Diagram Fishbone

TUGAS TEKNIK PERAWATAN MESIN
DIAGNOSIS DAN ANALISA KERUSAKAN PADA MESIN HIDROLIK CUCI STEAM KENDARAAN DENGAN METODE FISHBONE

Nama Kelompok :
Iqbal Bayu Kurniawan (22417948)
Fathoni
Choironi Fadli
Farenanda Eka Saputro


Bagi sebagian orang yang membuka usaha cucian mobil dan motor hidrolik, kadang mengalami yang namanya kerusakan pada hidrolik cuci mobil dan motor. Itu bisa disebabkan karena beberapa faktor, kita bisa mengindikasi nya dengan periksa bagian dari komponen hidrolik cuci mobil dan motor tersebut untuk mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada hidrolik cuci mobil anda. Berbagi penyebab Kerusakan hidrolik cuci mobil dan motor, dan cara mengatasinya agar anda sendiri dapat mengatasi permasalahan jika hal ini terjadi tanpa harus mendatangkan tehnisi yang tentunya akan memakan waktu dan  biaya.

Gambar 1. Bagian-Bagian & Komponen pada Hidrolik
Sumber : https://supersonicmch.wordpress.com/2011/02/05/tabung-hydraulis-dan-pistonnya-hydraulic-tube-and-piston/

Kerusakan Hidrolik cuci mobil dan motor dapat terjadi karna beberapa faktor jika di tinjau dari Prinsip kerjanya. Hidrolik cuci dapat bekerja sebagai mana mestinya jika mendapatkan suplay atau tekanan udara yang cukup dari kompresor, sehingga penyebab kerusakan hidrolik cuci mobil atau gejala kerusakan yang sering timbul disebabkan karna Hidrolik itu sendiri atau ada kekurangan dari kompresornya. Pada kerusakan hidrolik cuci mobil yang sering dialami kadang hidrolik cuci mobil dan motor turun sendiri, lalu apa penyebabnya ? coba periksa komponen hidrolik nya, sehingga kita bisa mengindikasi penyebab kerusakan hidrolik. Berikut ini gejala dan cara mengatasi jika terjadi gejala pada hidrolik cuci anda, antara lain:

KLASIFIKASI KERUSAKAN

  1. Kebocoran pada Komponen Hidrolik
Jika hidrolik cuci mobil anda turun sendiri, itu biasanya disebabkan adanya kebocoran udara pada komponennya maupun pada saat instalasi seperti ; kebocoran pada pipa instalasi, masalah pada seal hidrolik, angin palsu, dan kebocoran pada busing hidrolik.
  • Kebocoran pada pipa instalasi
Kebocoran pada pipa instalasi itu biasanya disebabkan karena usia hidrolik yang sudah cukup lama, atau bisa juga karena kondisi tempatnya yang memungkinkan hidrolik tersebut mengalami korosi. Solusinya dengan mencari letak kebocorannya dimana, lalu ditambal. Atau lebih dengan mengganti nya dengan yang baru.
  • Masalah pada seal hidrolik
Penyebab berikutnya yang mengakibatkan hidrolik mobil turun sendiri adalah kerusakan pada seal hidrolik. Ini bisa diidentifikasi dengan adanya rembesan oli pada seal hidrolik cuci mobil. Solusinya adalah dengan mengganti seal hidrolik yang baru.
  • Angin palsu
Angin palsu juga bisa jadi masalah bagi hidrolik cuci mobil. Penyebab angin palsu ini bisa terjadi karena pada saat melakukan penambahan oli hidrolik, sepuyer angin tidak dilepas, ini bisa menyebabkan tekanan balik yang akhirnya hidrolik cuci mobil turun sendiri. Solusinya, turunkan piston sampai mentok, buka bagian lubang pada pengisina oli hidrolik dan buka sepuyernya biarkan gelembung-gelembung oli sampai habis kira-kira dibutuhkan waktu 15 menit. Setelah itu ditutup kembali.
  • Kebocoran busing hidrolik
Penyebab yang terakhir ini biasanya jarang terjadi, tapi untuk antisipasi jika ada kebocoran pada busing hidrolik bisa dengan mengundang tekhnisi untuk memperbaikinya.

2. Hentakan Hidrolik Cuci Steam saat Naik Full
Penyebab hidrolik ngehentak bisa dikarenakan ruang piston hidrolik yang kosong olinya, sehingga tekanan udara tidak tertahan oleh oli sehingga ada hentakan pada hidrolik saat naik. Karena fungsi oli disini untuk mengatur pelannya naik turun hidrolik. Lalu sara menanganinya dengan tambahkan oli pada hidrolik.

3. Hidrolik Tidak Mampu Mengangkat Beban
Ini bisa disebabkan karena kurangnya suplai udara dari kompresor. Maka solusinya dengan mengganti kompresor yang lebih besar.
Gambar 2. Potensi Kendaraan Terjatuh

4. Hidrolik Tidak Dapat Turun Padahal Udara di Piston Sudah Habis
Hal ini biasanya terjadi pada Hidrolik cuci mobil yang masih baru, penyebabnya adalah factor pemasangan dan perakitan hidrolik dari pabrik. Solusinya putar piston sedikit demi sedikit hingga piston hidrolik beranjak turun.  Dan jika piston tidak juga bisa turun padaha sudah diputar, segera hubungi perusahaan tempat anda membeli alat untuk meminta solusi terbaiknya.

ANALISA KERUSAKAN

Dari klasifikasi kerusakan pada mesin hidrolik cuci steam mobil dan motor diatas, didapat jenis kerusakan mesin yang sering terjadi menurut survey saya di Internet yaitu bocornya komponen hidrolik mesin cuci steam tersebut, sehingga perlu analisis kerusakan menggunakan metode diagram sebab-akibat (fish bone) untuk mengetahui penyebab bocornya kompenen hidrolik pada mesin cuci steam angkat kendaraan dan mencari akar dari masalahnya.

Gambar 3. Fishbone Method

Keterangan :
  1. Mind Power
  • Pemilihan pipa instalasi yang kurang tepat
Pemilihan pipa instalasi harus dengan benar, karena jika pemilihan tidak tepat resiko kebocoran pada pipa instalasi akan besar terjadi, biasanya kebocoran tersebut disebabkan karena usia hidrolik yang sudah cukup lama, atau bisa juga karena kondisi tempatnya yang memungkinkan hidrolik tersebut mengalami korosi.
  • Pemilihan busing hidrolik yang tidak tepat
Walaupun pada busing hidrolik ini jarang terjadi kebocoran tapi jika pemilihannya tidak tepat akan menyebabkan masalah yang cukup rumit, jika ada kebocoran pada busing hidrolik bisa dengan mengundang tekhnisi untuk memperbaikinya.
  • Pemilihan seal hidrolik yang kurang tepat
Pemilihan seal hidrolik yang kurang tepat ini bisa diidentifikasi dengan adanya rembesan oli pada seal hidrolik cuci mobil. Solusinya adalah dengan mengganti seal hidrolik yang baru.

2. Methods
  • Tindakan perbaikan yang kurang tepat
Faktor perbaikan pula yang menambah kebocoran pada komponen hidrolik, perbaikan yang kurang tepat membuat masalah yang harusnya terselesaikan malah menjadi terulang kembali, seperti menambal berkali kali kebocoran pada pipa instalasi yang sudah korosi, lebih di rekomendasi untuk menggantinya dengan yang baru agar kerusakan tidak berulang terus menerus.
  • Tindakan penggantian yang tidak tepat
Penggantian yang tidak tepat juga dapat membuat masalah kerusakan tidak cepat terselesaikan, seperti pemasangan busing hidrolik yang tidak sesuai standarnya atau terkesan mencoba coba, lebih baik memanggil tekhnisi untuk memperbaikinya.

3. Machine
  • Pipa instalasi sudah berumur / korosi
Pipa instalsi yang sudah berumur / korosi dapat menyebabkan hidrolik tidak bekerja dengan baik, karena tindakan yang kurang tepat dapat menambah kebocoran pada komponen hidrolik itu sendiri.
  • Piston hidrolik turun dengan sendiri
Piston hidrolik dapat turun sendiri, penyebab kerusakannya yaitu ada pada seal hidrolik cuci steam kendaraan, karena rembesan oli pada seal hidrolik dan pemilihan seal hidrolik yang kurang tepat. Solusinya yaitu mengganti seal hidrolik dengan yang baru.
  • Angin palsu pada hidrolik
Angin palsu juga bisa jadi masalah bagi hidrolik cuci mobil. Penyebab angin palsu ini bisa terjadi karena pada saat melakukan penambahan oli hidrolik, sepuyer angin tidak dilepas, ini bisa menyebabkan tekanan balik yang akhirnya piston hidrolik cuci mobil turun sendiri. Solusinya, turunkan piston sampai mentok, buka bagian lubang pada pengisina oli hidrolik dan buka sepuyernya biarkan gelembung-gelembung oli sampai habis kira-kira dibutuhkan waktu 15 menit. Setelah itu ditutup kembali.

5. Materials
  • Pelumasan pada hidrolik tidak tepat
Pelumasan oli pada hidrolik tidak tepat dapat juga merusak bagian dan komponen pada mesin hidrolik itu sendiri. Gunakan oli yang standar pada hidrolik karena fungsi oli disini untuk mengatur pelannya naik turun hidrolik dan dapat menanganinya dengan tambahkan oli pada hidrolik.
  • Kesalahan pada saat pengisian oli hidrolik
Kesalahan pada saat melakukan penambahan atau pengisian oli hidrolik dan sepuyer angin tidak dilepas, ini bisa menyebabkan tekanan balik yang akhirnya piston hidrolik cuci mobil turun sendiri. Lakukan penambahan atau pengisian oli pada hidrolik dengan standar yang benar.

Setelah dilakukan analisis penyebab dengan diagram sebab-akibat (fish bone) dan berdasarkan analisa saya sendiri, maka didapat penyebab dominan yang menyebabkan bocornya komponen pada hidrolik cuci steam kendaraan, yaitu:
Kebocoran pada pipa instalasi hidrolik
Masalah pada seal hidrolik
Angin palsu pada hidrolik
Permasalahan pada piston hidrolik

SARAN
Saran saya untuk mencegah hal tersebut terjadi adalah Periksalah volume oli yang terdapat pada tabung Hidrolik Mobil atau Motor, Jika ternyata volume oli tersebut berkurang, maka lakukan penambahan hingga sesuai ketentuan. Pergunakan oli bekas yang telah anda saring atau anda endapkan.
Periksalah bagian piston Hidrolik Mobil atau Motor, jika permukaan piston kering, maka hal ini adalah normal dan hidrolik dalam kondisi baik. tapi jika dinding piston ini basah oleh oli, maka lakukanlah penggantian seal hidrolik. Biasakanlah membersihkan dinding piston sebelum piston tersebut diturunkan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada dinding piston dan seal hidrolik yang diakibatkan oleh pasir atau kotoran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] https://peralatancucimobilmotor.com/cara-kerja-dan-perawatan-hidrolik/
[2] https://ikame.net/cara-menangani-masalah-kerusakan-pada-hidrolik-cuci-mobil/
[3] https://lifepal.co.id/media/sering-cuci-mobil-hidrolik-kenali-risiko-dan-biaya-mengancam/

Sabtu, 21 Maret 2020

DEFINISI MAINTENANCE

Hasil gambar untuk lambang gunadarma 

     Nama               : FATHONI

     NPM                : 22417233

     Kelas               : 3IC05





MATA KULIAH TEKNIK PERAWATAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
 2020


DEFINISI PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

1.1       Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
            Istilah Pemeliharaan berasal dari bahasa Yunani yaitu terein yang artinya merawat, menjaga, dan memelihara.
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik sektor swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.
Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian produksinya. Karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan biaya, sedangkan bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang menghasilkan uang. Secara umum sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada peralatan produksi/mesin.


Gambar 1.1 Ilustrasi Maintenance

1.1.1    Definisi Maintenance Menurut Para Ahli
1.    Menurut Jay Heizer dan Barry Render, (2001) dalam bukunya “ operations Management ” pemeliharaan adalah : “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
2.    Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, (2001) dalam bukunya “ Production Management ” pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
3.    Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.

1.2       Tujuan Pemeliharaan (Maintenance)
            Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya perawatan. Ada beberapa pendapat dari masing – masing tujuan maintenance yaitu :
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
  1. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
  2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
  3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
  4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan yaitu :
  1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
  2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
  3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut,
  4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
  5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
  6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan ( return on investment ) yang sebaik mungkin dan  total biaya yang terendah.



1.3       Fungsi Pemeliharaan (Maintenance)
            Menurut Agus Ahyari (2002) fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis  dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin adalah sebagai berikut :
  1. mesin dan peralatan produksi akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang;
  2. Pelaksanaan proses produksi berjalan dengan lancar;
  3. Dapat menghindarkan diri dari kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan selama proses produksi berjalan;
  4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula
  5. Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan;
  6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.


JENIS-JENIS PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)

2.1       Jenis-Jenis Maintenance
1.      Planned Maintenance (Perawatan yang Terencana)
Planned maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu pada rangkaian proses produksi.
Planned Maintenance terdiri dari :
·            Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan) ialah pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya.
·            Scheduled Maintenance (Perawatan Terjadwal) yaitu perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat mesin yang bersangkutan.
·            Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif) yakni strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri. Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan kerja terjamin.

2.      Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana)
Unplanned maintenance ialah sebuah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana.
Unplanned maintenance ini terdiri dari :
·            Emergency Maintenance (Perawatan Darurat) ialah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih parah. Breakdown Maintenance (Perawatan Kerusakan) yaitu pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.
·            Corrective Maintenance (Perawatan Penangkal) merupakan pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MAINTENANCE
Berikut beberapa Kerugian & Kekurangan pada Pemeliharaan (Maintenance) :
·           Keuntungan Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1.      Kerugian waktu operasi/ produksi dapat diperkecil
jadi disini diharuskan mesin harus siap digunakan untuk produksi. dengan sebagian mesin yang lain dilakukan perawatan.
Dalam perusahaan tidak boleh proses produksi itu berhenti karena mesin2nya sedang dilakukan perawatan
2.      Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi
biaya untuk menghidupkan kembalu mesin yang benar2 rusak (unplanned maintenance) lebih mahal ditimbang perbaikan yang kecil  yang teratur(preventive maintenance)
3.      Interupsi terhadap jadwal yang telah ditentukan tidak akan terjadi/diminimalisir
Perawatan pencegahan difokuskan pada unit kritis. Unit kritis adalah unit vital, artinya bila unit ini rusak maka:
1.      Terancamnya leselamatan/ kesehatan
2.      Kualitas produk menurun
3.      Menghentikan proses produksi
4.      Menimbulkan kerugian finansial
·           Kerugian Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1.         Time commitment tidak tepat
Ketidak disiplinan bagian perawatan (DOERS)
2.         Human error dapat terjadi
Kalau mesin sering dilakukan maintenance rawan terjadi human error
3.         Aktifitas tanpa pandang bulu
saatnya perawatan maka harus dilakukan perawatan (tanpaDOERS)
PM yang efektif, bila dapat:
1.      Menurunkan unscheduled downtime (perawatan tak terjadwal)
2.      Menurunkan biaya perawatan
3.      Meningkatkan ketrampilan SDM
4.      Meningkatkan kapasitas produksi
5.      Memperpanjang umur mesin


STUDI KASUS MAINTENANCE

JUDUL STUDI KASUS : AUDIT MAINTENANCE MESIN PEMINDAH BAHAN MATERIAL HANDLING DIPABRIK TEKSTIL

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem Preventive Maintenance pada perusahaan, mesin peralatan dan mencari masalah (kerusakan) yang sering terjadi serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Metode  penelitian  dilakukan  dengan  cara  melakukan  wawancara  langsung  pada bagian  maintenance,  kemudian melakukan observasi langsung mesin/peralatan yang ada pada perusahaan. Dari data observasi ditemukan masalah yang sering timbul pada mesin/peralatan pemindah bahan yaitu belt conveyor dan wheel loader dengan data kerusakan antara lain kerusakan pada sabuk, pulley dan gearbox pada belt conveyor dan kerusakan pada  komponen hidrolic dan work equipment pada wheel loader. akibat dari umur pemakaian, kesalahan penggunaan, serta perawatan yang kurang efektif.
Penanganan  dalam  masalah  ini  dilakukandengan  dua  cara  yaitu rekayasa  enginering  dan  rekayasa  material,  serta melakukan analisa terhadap satu temuan masalah yang kritis, yaitu koyaknya belt akibat dari beban yang berlebihan.

Metodologi Penelitian
1.         Observasi
            Observasi merupakan langkah awal dalam penelitian ini dengan mengamati proses persiapan alat bantu produksi, setup hingga proses produksi tersebut berjalan. Selain itu dilakukan interview terhadap bagian troubleshooter di Engineering DJT Repair untuk menggali informasi-informasi terkait kendala saat produksi, penanganan Dies yang mengalami kerusakan saat proses berjalan dan perawatan yang sudah dilakukan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data work order (WO) dan loss time yang terjadi selama penanganan perbaikan Dies dari leader bagian troubleshooting.

2.         Identifikasi Masalah
            Berdasarkan hasil observasi tersebut kemudian ditentukan rumusan masalah yang terjadi di Engineering DJT Repair. Dari data yang didapatkan, loss time pada tahun 2016 mencapai 987,4 jam. Tingginya loss time akibat kerusakan Dies ini akan diteliti lebih lanjut dengan memunculkan penyebab dan solusi serta biaya terkait masalah teknis pada kasus ini. Beberapa egativ-batasan masalah serta asumsi-asumsi yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah loss time yang terjadi berkaitan dengan Departemen Engineering DJT di PT. IJK dimana penelitian ini dilakukan.

3.         Metode Penelitian
            Menentukan tahapan untuk berpikir secara sistematis menyangkut masalah loss time yang dihadapi. Tahapan-tahapan penelitian dimunculkan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut, merumuskan tindakan perbaikan, menganalisis biaya yang muncul, menerapkan suatu metode perencanaan preventif sebagai solusi masalah diatas dan pada akhirnya dapat menarik suatu simpulan dari masalah loss time yang dijadikan objek pengamatan.

4.         Analisis Data
            Analisis data yang dilakukan adalah mengolah data teknis mengenai frekuensi kerusakan yang sering terjadi, sehingga dapat dikelompokkan menjadi beberapa model. Kemudian diurutkan sesuai tingkat kritis suatu komponen untuk memudahkan pembagian jadwal perawatan preventif. Menurut Lewis (1987), perawatan preventif dilakukan apabila memberikan efek positif terhadap keandalan komponen. Jika tidak memberikan efek atau menimbulkan efek  negative, maka solusi yang dianjurkan adalah penggantian komponen.Selanjutnya loss time, spare part dan biaya perawatan sebelumnya dihitung dan dibandingkan dengan biaya perawatan preventif setelah dilakukan penjadwalan yang benar. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian apakah berdampak signifikan terhadap penurunan biaya operasi suatu proses produksi.

DAFTAR PUSTAKA :


Teknik Bongkar Pasang, Analisa Kerusakan pada Komponen Mesin

TUGAS PERAWATAN  MESIN TEKNIK BONGKAR - PASANG, ANALISA KERUSAKAN PADA KOMPONEN MESIN Nama : Fathoni Kelas : 3IC05 NPM : 22417233 TEKNIK BON...