Nama : FATHONI
NPM : 22417233
Kelas : 3IC05
MATA KULIAH TEKNIK PERAWATAN MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2020
DEFINISI PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
1.1 Pengertian
Pemeliharaan (Maintenance)
Istilah Pemeliharaan berasal dari
bahasa Yunani yaitu terein yang artinya merawat, menjaga, dan memelihara.
Maintenance (pemeliharaan) adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan
yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu
kondisi yang bisa diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa
lalu dan saat ini di baik sektor swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu
adalah suatu tindakan pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan
memperbaharui usia pakai dan kegagalan/kerusakan mesin.
Mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian
pemeliharaan dan bagian produksinya. Karena bagian pemeliharaan dianggap yang
memboroskan biaya, sedangkan bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga
yang menghasilkan uang. Secara umum sebuah produk yang dihasilkan oleh manusia,
tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia penggunaannya dapat
diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang meliputi kegiatan
pemeliharaan dan perawatan pada peralatan produksi/mesin.
Gambar
1.1 Ilustrasi Maintenance
1.1.1 Definisi Maintenance Menurut Para Ahli
1. Menurut Jay Heizer dan Barry
Render, (2001) dalam
bukunya “ operations Management ” pemeliharaan adalah
: “ all activities involved in keeping a system’s equipment in working
order ”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di
dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja dengan baik.
2. Menurut M.S Sehwarat dan J.S
Narang, (2001) dalam
bukunya “ Production Management ”
pemeliharaan ( maintenance ) adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara
berurutan untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga sesuai
dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan kualitas).
3. Menurut Sofy an Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa
dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun
memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan
efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil
produk yang berkualitas.
1.2 Tujuan
Pemeliharaan (Maintenance)
Perawatan merupakan sebuah langkah pencegahan yang
bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghindari kerusakan dari peralatan
dengan memastikan tingkat keandalan dan kesiapan serta meminimalkan biaya
perawatan. Ada beberapa pendapat dari masing – masing tujuan maintenance yaitu
:
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen
pemeliharaan mesin Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai
berikut:
- Untuk memperpanjang kegunaan
asset,
- Untuk
menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan
mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
- Untuk
menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu,
- Untuk
menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan pemeliharaan
yaitu :
- Kemampuan
produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi,
- Menjaga
kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh
produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu,
- Untuk
membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan
menjaga modal yang di investasikan tersebut,
- Untuk
mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien,
- Menghindari
kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja
- Mengadakan
suatu kerja sama yang erat dengan fungsi - fungsi utama lainnya dari suatu
perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan ( return on investment )
yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
1.3 Fungsi
Pemeliharaan (Maintenance)
Menurut Agus Ahyari (2002)
fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari
mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan
peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk
pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan
yang akan diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin adalah
sebagai berikut :
- mesin dan peralatan produksi akan dipergunakan dalam
jangka waktu panjang;
- Pelaksanaan proses produksi berjalan dengan lancar;
- Dapat menghindarkan diri dari kemungkinan
kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan selama proses produksi
berjalan;
- Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan
stabil, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan
dengan baik pula
- Dapat dihindarinya kerusakan-kerusakan total dari mesin
dan peralatan produksi yang digunakan;
- Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan
baik maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
JENIS-JENIS
PEMELIHARAAN (MAINTENANCE)
2.1 Jenis-Jenis Maintenance
1. Planned Maintenance (Perawatan yang Terencana)
Planned maintenance merupakan suatu kegiatan perawatan yang dilaksanakan
berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan perencanaan ini mengacu
pada rangkaian proses produksi.
Planned
Maintenance
terdiri dari :
·
Preventive
Maintenance
(Perawatan Pencegahan) ialah
pemeliharaan yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan
kriteria tertentu pada berbagai tahap proses produksi. Tujuannya agar produk
yang dihasilkan sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan
waktunya.
·
Scheduled
Maintenance
(Perawatan Terjadwal) yaitu
perawatan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan dan perawatannya
dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu perawatan
ditentukan berdasarkan pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin yang bersangkutan.
·
Predictive
Maintenance
(Perawatan Prediktif) yakni
strategi perawatan di mana pelaksanaanya didasarkan kondisi mesin itu sendiri.
Perawatan prediktif disebut juga perawatan berdasarkan kondisi (condition based
maintenance) atau juga disebut monitoring kondisi mesin (machinery condition
monitoring), yang artinya sebagai penentuan kondisi mesin dengan cara memeriksa
mesin secara rutin, sehingga dapat diketahui keandalan mesin serta keselamatan
kerja terjamin.
2. Unplanned Maintenance (Perawatan Tidak Terencana)
Unplanned
maintenance ialah sebuah pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi
atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba
memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan
pemeliharaan atas mesin secara tidak berencana.
Unplanned
maintenance ini terdiri dari :
·
Emergency Maintenance (Perawatan Darurat) ialah kegiatan perawatan mesin yang memerlukan
penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan akibat yang lebih
parah.
Breakdown Maintenance (Perawatan Kerusakan)
yaitu pemeliharaan yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan
mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.
·
Corrective Maintenance (Perawatan
Penangkal) merupakan
pemeliharaan yang dilaksanakan karena adanya hasil produk (setengah jadi maupun
barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun ketepatan
waktunya. Misalnya: terjadi kekeliruan dalam mutu/bentuk barang, maka perlu
diamati tahap kegiatan proses produksi yang perlu diperbaiki (koreksi).
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN MAINTENANCE
Berikut
beberapa Kerugian & Kekurangan pada Pemeliharaan (Maintenance) :
·
Keuntungan Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1. Kerugian waktu operasi/
produksi dapat diperkecil
jadi disini diharuskan mesin harus siap digunakan untuk produksi.
dengan sebagian mesin yang lain dilakukan perawatan.
Dalam perusahaan tidak boleh proses produksi itu berhenti karena
mesin2nya sedang dilakukan perawatan
2. Biaya perbaikan yang mahal
dapat dikurangi
biaya untuk menghidupkan
kembalu mesin yang benar2 rusak (unplanned maintenance) lebih mahal ditimbang
perbaikan yang kecil yang teratur(preventive maintenance)
3. Interupsi terhadap jadwal yang
telah ditentukan tidak akan terjadi/diminimalisir
Perawatan pencegahan difokuskan pada unit kritis. Unit kritis
adalah unit vital, artinya bila unit ini rusak maka:
1.
Terancamnya leselamatan/ kesehatan
2.
Kualitas produk menurun
3.
Menghentikan proses produksi
4.
Menimbulkan kerugian finansial
·
Kerugian Perawatan Pencegahan (preventive maintenance)
1.
Time commitment tidak tepat
Ketidak disiplinan bagian perawatan (DOERS)
2.
Human error dapat terjadi
Kalau mesin sering dilakukan maintenance rawan terjadi human error
3.
Aktifitas tanpa pandang bulu
saatnya perawatan maka harus dilakukan perawatan (tanpaDOERS)
PM yang efektif, bila dapat:
1.
Menurunkan unscheduled downtime (perawatan tak terjadwal)
2.
Menurunkan biaya perawatan
3.
Meningkatkan ketrampilan SDM
4.
Meningkatkan kapasitas produksi
5.
Memperpanjang umur mesin
STUDI
KASUS MAINTENANCE
JUDUL STUDI KASUS :
AUDIT MAINTENANCE MESIN PEMINDAH BAHAN MATERIAL HANDLING DIPABRIK TEKSTIL
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sistem Preventive Maintenance pada perusahaan, mesin peralatan dan mencari masalah
(kerusakan) yang sering terjadi serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.
Metode penelitian dilakukan dengan cara
melakukan wawancara langsung pada bagian maintenance, kemudian melakukan observasi langsung
mesin/peralatan yang ada pada perusahaan. Dari data observasi ditemukan masalah
yang sering timbul pada mesin/peralatan pemindah bahan yaitu belt conveyor dan wheel
loader dengan data kerusakan antara lain kerusakan pada sabuk, pulley dan gearbox
pada belt conveyor dan kerusakan pada
komponen hidrolic dan work equipment pada wheel loader. akibat dari umur
pemakaian, kesalahan penggunaan, serta perawatan yang kurang efektif.
Penanganan dalam masalah
ini dilakukandengan dua
cara yaitu rekayasa enginering
dan rekayasa material,
serta melakukan analisa terhadap satu temuan masalah yang kritis, yaitu
koyaknya belt akibat dari beban yang berlebihan.
Metodologi
Penelitian
1. Observasi
Observasi merupakan langkah
awal dalam penelitian ini dengan mengamati proses persiapan alat bantu
produksi, setup hingga proses produksi tersebut berjalan. Selain itu dilakukan
interview terhadap bagian troubleshooter
di Engineering DJT Repair untuk
menggali informasi-informasi terkait kendala saat produksi, penanganan Dies yang mengalami kerusakan saat
proses berjalan dan perawatan yang sudah dilakukan. Langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data work order (WO) dan
loss time yang terjadi selama
penanganan perbaikan Dies dari leader
bagian troubleshooting.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi tersebut
kemudian ditentukan rumusan masalah yang terjadi di Engineering DJT Repair. Dari data yang didapatkan, loss time pada tahun 2016 mencapai 987,4
jam. Tingginya loss time akibat
kerusakan Dies ini akan diteliti
lebih lanjut dengan memunculkan penyebab dan solusi serta biaya terkait masalah
teknis pada kasus ini. Beberapa egativ-batasan masalah serta asumsi-asumsi yang
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah loss time yang terjadi berkaitan dengan Departemen Engineering DJT
di PT. IJK dimana penelitian ini dilakukan.
3. Metode Penelitian
Menentukan tahapan untuk berpikir
secara sistematis menyangkut masalah loss
time yang dihadapi. Tahapan-tahapan penelitian dimunculkan untuk
mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut, merumuskan tindakan
perbaikan, menganalisis biaya yang muncul, menerapkan suatu metode perencanaan
preventif sebagai solusi masalah diatas dan pada akhirnya dapat menarik suatu
simpulan dari masalah loss time yang
dijadikan objek pengamatan.
4. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah mengolah data teknis mengenai
frekuensi kerusakan yang sering terjadi, sehingga dapat dikelompokkan menjadi
beberapa model. Kemudian diurutkan sesuai tingkat kritis suatu komponen untuk
memudahkan pembagian jadwal perawatan preventif. Menurut Lewis (1987), perawatan
preventif dilakukan apabila memberikan efek positif terhadap keandalan
komponen. Jika tidak memberikan efek atau menimbulkan efek negative, maka solusi yang dianjurkan adalah
penggantian komponen.Selanjutnya loss
time, spare part dan biaya perawatan sebelumnya dihitung dan dibandingkan
dengan biaya perawatan preventif setelah dilakukan penjadwalan yang benar.
Hasil dari perhitungan tersebut kemudian apakah berdampak signifikan terhadap
penurunan biaya operasi suatu proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA :